Pinguin, Burung yang Tidak Bisa Terbang


Penguin atau pinguin (ordo Sphenisciformes, famili Spheniscidae) adalah hewan akuatik jenis burung yang tidak bisa terbang dan secara umum hidup di belahan Bumi selatan.

Di seluruh dunia terdapat 16 spesies penguin tergantung pada apakah dua spesies Eudyptula dihitung juga sebagai spesies. Walaupun seluruh jenis penguin awalnya berasal dari belahan bumi selatan, namun penguin tidak hanya ditemukan di daerah dingin atau di Antartika saja. Terdapat tiga spesies penguin yang hidup di daerah tropis. Salah satu spesies hidup di Kepulauan Galapagos (Penguin Galapagos) dan biasanya menyeberangi garis khatulistiwa untuk mencari makan.

Spesies penguin terbesar adalah Penguin Kaisar (Aptenodytes forsteri) dengan tinggi mencapai 1,1 meter dan berat 35 kilogram atau lebih.

Spesies penguin terkecil adalah Penguin Peri (Eudyptula Minor) dengan tinggi sekitar 40 cm dan berat satu kg. Secara umum, penguin yang berukuran besar lebih dapat mempertahankan suhu tubuhnya sehingga dapat bertahan di daerah dingin, sementara penguin yang berukuran lebih kecil biasanya ditemukan di daerah yang lebih hangat bahkan daerah tropis.

Umumnya penguin memakan krill (sejenis udang), ikan, cumi-cumi dan hewan air lainnya yang tertangkap ketika berenang di laut dengan paruhnya. Penguin dapat meminum air laut karena kelenjar supraorbital pada tubuhnya menyaring kelebihan garam laut dari aliran darah. Garam ini lalu dikeluarkan dalam bentuk cairan lewat saluran pernapasan penguin.

Penguin terlihat tidak takut dengan kehadiran manusia. Mereka akan mendekat pada kelompok peneliti yang sedang mempelajari mereka.


Namun satu bentuk pertengkaran besar antar penguin akan terjadi jika seekor ibu penguin kehilangan anaknya (karena tidak bisa bertahan dalam badai besar atau dimakan oleh hewan pemangsa). Jika seekor anak hilang, maka ibu penguin akan "mencuri" seekor anak penguin dari ibu penguin yang lain. Tingkah laku ini menarik perhatian ilmuwan. Menariknya, penguin-penguin betina lain dalam kelompok penguin tersebut tidak menyukai "pencurian" ini dan akan menolong dan "membela" ibu penguin yang anaknya dicuri.

Tubuh penguin sangat sesuai untuk berenang dan hidup di air. Sayapnya merupakan pendayung dan tidak mampu untuk terbang. Di daratan penguin menggunakan ekor dan sayapnya untuk menjaga keseimbangan ketika berjalan.

Setiap penguin memiliki warna putih di sebelah dalam tubuhnya dan warna gelap (biasanya hitam) di sebelah luar tubuh. Hal ini berguna untuk kamuflase. Hewan pemangsa seperti singa laut dari dalam air akan sulit untuk melihat penguin karena perutnya yang berwarna putih bercampur dengan pantulan permukaan air laut. Sedangkan permukaan gelap pada punggungnya juga menyamarkan penguin dari pandangan hewan pemangsa di atas air.

Penguin mampu berenang dengan kecepatan 6 hingga 12 km/jam bahkan pernah tercatat hingga 27 km/jam. Penguin yang berukuran kecil biasanya menyelam selama satu hingga dua menit dari permukaan air untuk menangkap makanan. Penguin yang berukuran lebih besar, yaitu penguin emperor bisa menyelam lebih dalam hingga 565 meter selama 20 menit.

Untuk menghemat energi, kadang-kadang penguin berjalan dengan kaki pendeknya atau meluncur di salju dengan perutnya.

Penguin memiliki pendengaran yang amat baik. Jika berada di daratan, penguin amat mengandalkan pendengarannya. Mata penguin beradaptasi untuk penglihatan bawah air dalam mencari makanan dan menghindar dari pemangsa. Kemampuan daya penciuman penguin hingga saat ini masih belum banyak diketahui dan membutuhkan penelitian lebih lanjut.

Untuk melihat jenis kelamin penguin sangat sulit, karena penguin tidak memiliki kelamin eksternal. Akibatnya untuk membedakan jenis kelamin penguin, manusia harus memakai teknik pemeriksaan kromosom/DNA.

Jenis-Jernis Pinguin:

Penguin Raja, Aptenodytes patagonicus
Penguin Kaisar, Aptenodytes forsteri
Penguin Gentoo, Pygoscelis papua
Penguin Adelie, Pygoscelis adeliae
Penguin tali dagu, Pygoscelis antarctica
Penguin Rockhopper, Eudyptes chrysocome
Penguin Fiordland, Eudyptes pachyrhynchus
Penguin Snares, Eudyptes robustus
Penguin Royal, Eudyptes schlegeli
Penguin Erect-Crested, Eudyptes sclateri
Penguin Makaroni, Eudyptes chrysolophus
Penguin Mata Kuning, Megadyptes antipodes
Penguin Kecil (Penguin Biru atau Penguin Peri), Eudyptula minorrr
Penguin White Flippered, Eudyptula albosignata
Penguin Afrika (Penguin Jackass), Spheniscus demersus
Penguin Magellanic, Spheniscus magellanicus
Penguin Humboldt, Spheniscus humboldti
Penguin Galapagos, Spheniscus mendiculus

Sumber: wikipedia

Terima kasih telah berkunjung, semoga bermanfaat.

Pittsburgh Penguins, Penguins, penguin kaisar, habitat penguin, karakteristik penguin, penguin raja, aktivitas penguin, fact about penguins, penguin klasifikasi yang lebih rendah, all about penguin, taste, penguins 2019, chinstrap penguin, emperor penguins, taste buds, snow, facts, rockhopper penguins, pygoscelis antartica, penguin pygoscelis, waddle, zoo, king penguins, disneynature's penguins, monogamous, mating, alam, fakta, dunia, Unik, internasional, mancanegara, Info, informasi, new, news, update, berita, Pengetahuan Umum, Study, belajar, ilmu, biologi.

Comments