Masjid Al-Mukarromah atau yang lebih dikenal dengan nama Masjid Keramat Banua Halat adalah salah satu masjid tertua di Kalimantan Selatan yang berada di desa Banua Halat Kiri, Kecamatan Tapin Utara, Kabupaten Tapin. Masjid ini berjarak sekitar 120 km dari ibukota provinsi Kalimantan Selatan, Banjarmasin.
Ba'ayun Maulid
Setiap perayaan Maulid Nabi Muhammad tiba, kaum Muslimin bergembira.Masing-masing daerah merayakannya dengan ragam cara, namun tetap satu tujuan. Seperti kemeriahan perayaan Maulid di Desa Banua Halat, Kecamatan Tapin Utara, Kabupaten Tapin.
Perayaan Maulid di Banua Halat memang tidak biasa. Karena selain pembacaan syair-syair Maulid, disertai dengan prosesi dan ritual budaya Ba ayun Anak, yang karena pelaksanaannya bertepatan dengan perayaan Maulid maka disebut juga Ba ayun Maulid.
Tempat pelaksanaannya tidak sembarangan. Bertempat di Mesjid Al Mukarramah atau biasa disebut Mesjid Keramat, membuat ritual ini menjadi luar biasa. Dengan maksud agar anak senantiasa sehat, cerdas, berbakti kepada orang tua dan taat beragama, sangat kontras dengan tempatnya yang dikeramatkan. Menjadikan ritual ini bukan sekedar ramai, tapi juga sakral dan suci.
Pada Maret 2008, Baayun Anak masuk Museum Rekor Indonesia (MURI) dengan peserta terbanyak se-Indonesia. Jumlah peserta pada waktu itu sebanyak 1.544 orang, terdiri dari 1.643 anak-anak dan 401 orang dewasa. Peserta tertua Hj Masriah (75) dari Kota Kandangan, Kabupaten Hulu Sungai Selatan dan termuda seorang bayi yang baru berumur 4 hari.
Pada Tahun 2011, baayun maulid diikuti peserta seluruhnya sebanyak 3.741 orang yang terdiri dari 1.714 anak-anak dan 2.027 dewasa.
Seorang wanita berusia 100 tahun juga menjadi peserta beliau bernama Rabiah, warga Desa Linuh, Kecamatan Bungur, Tapin, yang bernadzar akan ikut Baayun Maulid bila diberi Allah umur yang panjang hingga 100 tahun, Peserta termuda dalam ritual ini adalah bayi berusia 40 hari, Ardian, warga Desa Banua Halat Kiri.
Tujuan mengikuti ritual Baayun Maulid beragam, dari menunaikan nazar, bernazar, sebagai wujud syukur karena sembuh dari sakit maupun sekadar ikut meramaikan saja. Sedangkan tujuan sebenarnya dari ritual tersebut adalah agar yang ikut Baayun Maulid senantiasa berkecukupan secara ekonomi, kuat ingatan dalam mempelajari ilmu agama, dilimpahkan kebahagiaan dan memiliki keteguhan iman.
Para peserta bukan hanya penduduk Desa Banua Halat atau warga Kota Rantau, tetapi datang dari seluruh Kalimantan. Berdasarkan data pendaftaran dari panitia pelaksana, tercatat peserta dari pulau Jawa dan Sumatra. Bahkan ada peserta yang berasal dari Malaysia dan Brunei Darussalam. Menariknya, dari daftar peserta itu terdapat pula orang Dayak yang nota bene masih menganut agama kepercayaan Kaharingan.
Sumber: google, wikipedia, baayunmaulid-banuahalat.blogspot.co.id
Comments
Post a Comment